Jakarta, kabari.net – Ibukota kembali memanas. Unjuk rasa besar-besaran yang digelar mahasiswa dan elemen masyarakat pada Kamis (28/8) berujung ricuh hingga malam hari. Bentrokan pecah di kawasan Penjaringan, Jakarta Pusat, setelah massa melemparkan batu, kembang api, hingga bom molotov ke arah aparat.
Polisi merespons dengan tembakan gas air mata untuk memukul mundur massa.Situasi semakin mencekam ketika massa berulang kali melempar petasan ke arah sebuah SPBU di Jalan Pejompongan. Api sempat berkobar di mesin pengisi bensin, memicu kepanikan. Beruntung, petugas keamanan sigap memadamkan api sehingga tragedi besar dapat dihindari.
Toko-toko di sekitar lokasi pun memilih menutup pintu sejak sore, sementara aparat berseragam lengkap membentuk barikade untuk mengamankan kawasan.Bentrok ini dipicu oleh aksi protes terkait tunjangan bagi anggota dewan. Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus memadati dua titik konsentrasi massa, yakni di depan gerbang utama dan gerbang belakang DPR RI.
Mereka tiba setelah aksi buruh bubar lebih dulu sekitar pukul 14.00 WIB.Namun, kedatangan mahasiswa justru disambut dengan pintu gerbang DPR yang ditutup rapat. Hal itu semakin memanaskan situasi.
“Hari ini kita datang ke Gedung DPR RI dengan membawa aspirasi masyarakat, tapi lihat, pintu ditutup rapat, teman-teman!” teriak salah seorang orator di depan massa.
Kericuhan ini bukan yang pertama. Dua hari sebelumnya, aksi unjuk rasa oleh massa pelajar juga berujung bentrok. Polisi mencatat lebih dari 50 orang ditangkap kala itu. Hari ini, untuk mengantisipasi kejadian serupa, kepolisian mengerahkan 4.531 personel gabungan yang terdiri dari 2.174 personel Polda Metro Jaya, 1.725 personel BKO dari unsur TNI AD, Marinir, Brimob Mabes, hingga Satpol PP dan Dishub.
Meski demikian, bentrokan kembali tak terelakkan.Akibat aksi ini, sejumlah ruas jalan menuju DPR lumpuh total. Transportasi umum di sekitar lokasi terpaksa dihentikan. Hingga berita ini diturunkan, massa masih bertahan di beberapa titik, sementara aparat terus berusaha menertibkan situasi.Ibukota kembali bergolak. Publik kini menunggu, bagaimana pemerintah dan DPR menjawab aspirasi massa yang semakin meluas di tengah suasana politik panas. (jr)
Editor : Redaksi