Kontroversi Ucapan Menag Nasaruddin Umar Soal Guru, Ramai Jadi Perbincangan Publik

Foto : Nasruddin Umar, Menag RI (kabari/ist)

Jakarta, kabari.net – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menjadi sorotan usai keseleo lidah saat memberikan sambutan pada pembukaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) batch 3 di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu (3/9).

Dalam pidatonya, Menag menyebut guru adalah profesi mulia yang tujuannya bukan hanya mencari uang, melainkan amal jariyah. Namun, salah satu pernyataannya dinilai menyinggung kalangan guru.

“Guru itu tujuannya mulia. Bagaimana memintarkan anak orang itu tujuannya, bukan cari uang. Kalau mau cari uang, jangan jadi guru. Jadi pedaganglah,” ucap Nasaruddin di hadapan para peserta PPG.

Potongan video sambutan itu seketika viral di media sosial dan memicu beragam komentar. Banyak warganet menilai pernyataan Menag tidak sensitif terhadap perjuangan para guru, terutama yang masih berstatus honorer dan hidup dengan gaji minim.

Tak lama kemudian, Menag buru-buru meluruskan ucapannya dan menyampaikan permohonan maaf.

“Saya menyadari potongan pernyataan saya tentang guru menimbulkan tafsir yang kurang tepat dan melukai perasaan sebagian guru. Untuk itu, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya,” ujar Nasaruddin dalam keterangan persnya.

Ia menegaskan, tidak pernah sedikit pun bermaksud merendahkan profesi guru. Justru menurutnya, guru adalah profesi yang sangat mulia dan menjadi bagian penting dalam mencetak generasi bangsa.

“Puluhan tahun hidup saya, saya abdikan di ruang kelas, mendidik mahasiswa, menulis, dan membimbing. Karena itu, saya sangat memahami bahwa di balik kemuliaan profesi ini, guru tetap manusia yang membutuhkan kesejahteraan yang layak,” tambahnya.

Menag pun menekankan bahwa Kementerian Agama terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru. Ia menyebut, tahun ini terdapat 227.147 guru non-PNS yang menerima kenaikan tunjangan profesi dari Rp1,5 juta menjadi Rp2 juta per bulan.Selain itu, program PPG juga diperluas.

Sepanjang 2025, sebanyak 206.411 guru mengikuti PPG dalam jabatan, meningkat hingga 700% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 29.933 orang.Tidak hanya itu, sebanyak 52.000 guru honorer juga berhasil diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dalam tiga tahun terakhir.

Meski klarifikasi telah disampaikan, kontroversi tetap bergulir. Sebagian pihak menilai ucapan Menag hanyalah bentuk kejujuran yang tidak tersampaikan dengan baik, sementara lainnya menegaskan pemerintah seharusnya lebih fokus memperbaiki kesejahteraan guru ketimbang melontarkan pernyataan yang berpotensi melukai hati para pendidik.

Di akhir keterangannya, Nasaruddin menutup dengan pesan:“Bagi saya, guru bukan hanya pekerjaan, tetapi panggilan jiwa. Dan karena kemuliaannya itulah negara wajib hadir memperhatikan kesejahteraannya. Mari kita bersama menjaga martabat guru, sebab dari tangan merekalah masa depan bangsa lahir dan tumbuh.”

Editor : Redaksi

Leave a Reply